• pemandangan 1
  • pemandangan 1
  • pemandangan 2
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • pemandangan 3
  • "/>

Jumat, 30 Desember 2011

MEMBANGKITKAN MINAT BACA

MEMBANGKITKAN MINAT BACA,WUJUDKAN KARAKTER BANGSA
                 Sungguh ironis, ketika semua orang berbicara tentang teknologi komunikasi dan informasi (Information and Communication Technology/ICT), tetapi bangsa ini masih berkutat bagaimana agar membaca menjadi bagian kehidupan sehari-hari alias minat baca yang masih rendah. Padahal informasi sudah menjadi Strategic Weapon dalam persaingan. John Naisbitt, penulis Megatrend, mengemukakan bahwa mereka yang paling banyak memiliki informasi berpeluang besar untuk sukses.

Berdasarkan hasil laporan United Nation Development Programme (UNDP) tahun 2008 bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia berada pada posisi ke-108 dari 177 negara. Secara nasional, posisi IPM Jawa Barat berada pada urutan ke-115.

Indeks pembangunan Manusia (IPM) adalah merupakan satu ukuran keberhasilan pembangunan suatu daerah atau kota, dengan tolok ukur berupa tingkat pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat.

Budaya membaca belum menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Barat. Hal ini terlihat dari minimnya kebiasaan masyarakat dalam membaca, indikasi yang paling sederhana adalah dalam membaca surat kabar. Mereka lebih meminati budaya menonton melalui media televisi.

Berdasarkan survei Sosial Ekonomi Daerah Provinsi Jabar 2009, sebanyak 5,3 juta penduduk provinsi ini memiliki kebiasaan membaca surat kabar. Jumlah itu hanya 15,4 persen dari total penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tercatat 34,6 juta jiwa. Persentase itu tidak banyak berubah dibandingkan dengan kondisi tahun 2004 dengan porsi pembaca koran 15,3 persen.

Jika budaya membaca cenderung stagnan, budaya menonton melalui media televisi justru berkembang pesat dalam lima tahun terakhir. Tahun 2004 sebanyak 88,7 persen penduduk Jabar memiliki kebiasaan menonton televisi. Dalam lima tahun persentase itu meningkat menjadi 93,5 persen. Tercatat 32,3 juta penduduk memiliki kebiasaan menonton televisi pada 2009. (Indikator, Kompas, Sabtu, 27 Maret 2009)

Padahal, banyaknya tayangan televisi yang memuat hal-hal yang kurang baik ditonton oleh generasi baru, mulai dari perilaku kurang santun dari para pejabat dan wakil rakyat hingga dugaan korupsi milyaran rupiah, kekerasan, dan budaya hedonistik lainnya telah membentuk pendidikan karakter bangsa ini yang keliru.

Sementara di Kota Bandung, menurut data tahun 2006, IPM Kota Bandung jeblok di urutan ke-49 (sumber: BAPPENAS 2006, BPS Pusat 2007). Urutan tersebut bahkan di bawah IPM Kota Sorong yang jauh terpencil di timur (Papua). Fakta ini sungguh memprihatinkan kita.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Grocery Coupons